BAHAN AJAR
Secara
etimologi, diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti melintas atau melewati dan khronos yang berarti
perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis,
artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang,
dan masa depan. Hal ini karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu
tidak statis, melainkan dinamis;
terus berkembang, berubah,
berkesinambungan, dan bahkan mengalami pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu
berakar pada kenyataan bahwa manusia sebagai pelaku dan penggerak sejarah juga pada hakikatnya dinamis. Sifat dinamis
manusia menentukan sifat dinamis peristiwa-peristiwa
sejarah.
Karena sifatnya
yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu
disebabkan oleh peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa
masa sekarang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dan peristiwa masa depan
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan yang integral antara masa yang terjadi di masa lalu,
masa sekarang, dan masa yang akan datang,
yaitu melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dan saling
mempengaruhi. Jadi, model diakronik merupakan
model dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah trasnformasi atau gerak sepanjang
waktu.
Ciri-ciri dari cara berpikir Diakronik adalah:
1. Penjelasan bersifat vertikal dan runut
2.
Menekankan proses durasi
3.
Cakupan kajian atau pembahasan lebih luas
4.
Mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang
lain
5.
Terdapat konsep perbandingan
Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang
dalam waktu dalam ruang lingkup yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat
sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.
Sinkronik bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam
suatu masa yang terbatas. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani yaitu
"Syn" artinya dengan dan "Khronos" yang berati waktu atau
masa. Sinkronik adalah menyempit dalam wkatu dan melebar dalam ruang. Sedangkan sinkronik dapat dikatakan cara berpikir yang luas
akan tetapi terbatas dengan waktu. Sinkronik melebarkan analisisnya atas suatu
kejadian pada suatu masa tertentu dengan menggunakan titik tetap yaitu waktu.
Ciri-ciri
dari cara berpikir sinkronik adalah:
1. Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi
pada masa tertentu.
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada
pola-pola, gejala, dan karakter.
3. Bersifat horizontal.
4. Tidak memiliki konsep perbandingan.
5. Jangkauan kajian lebih sempit.
Kedua peristiwa itu menyebabkan Jepang menyerah kepada Sekutu, dan Indonesia memanfaatkan situasi ini untuk memproklamasikan kemeredekaannya. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakronik terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara berurutan. Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari bahasa Yunani chronos yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau melampaui waktu tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi.
Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam menyusun
setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya. Contohnya.
·
Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk
berlangsung antara tahun 1350-1389
·
Perang Diponegoro
(Perang Jawa) berlangsung antara
tahun 1825 - 1945
·
Penjajahan Jepang di Indonesia antara
tahun 1942-1945
·
Belanda menyerah kepada
Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942.
Periode-periode tersebut sengaja diberi penanda
waktu untuk menunjukkan sifatnya yang
diakronik, yaitu lebih mengutamakan dimensi waktu. Masih berhubungan dengan pembatasan waktu, sejarah mengenal
istilah periodisasi, yakni mengklarifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Pembabakan waktu ini berguna
untuk memudahkan memahami
suatu peristiwa sejarah.
Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan akan membuat klarifikasi peristiwa yang akan menjadi
kajiannya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode. Periode dalam
sejarah diperlukan karena penting
bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling berhubungan dalam berbagai aspek.
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam
sejarah sehingga akan memudahkan kita memahami
peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui
periodisasi, kita menjadi
mudah untuk memahami
hal-hal yang terkait dengan:
·
Perkembangan manusia dari waktu ke waktu
·
Kesinambungan antar periode
·
Kemungkinan terjadinya fenomena
yang berulang
·
Perubahan yang terjadi
dari periode awal hingga ke periode berikutnya
Contoh lainnya
adalah periodisasi sejarah Indonesia:
Ø
Masa praaksara
Ø
Masa kedatangan dan perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Budha
Ø
Masa kedatangan dan perkembangan agama
Islam
Ø
Masa kekuasaan colonial
Barat
Ø
Masa pendudukan Jepang
Ø
Masa Revolusi
Ø
Masa Orde
Lama
Ø
Masa Orde Baru
Ø Masa Reformasi
Cara berfikir diakronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu yang tertentu.
Contoh diakronik, diilusrasikan dengan bagan:
400 1500 1602 1816 1942 1945 sekarang
Keterangan:
·
Gambar berart i terus berjalan sepanjang waktu namun dalam tema yang sama yaitu
tentang sejarah Indonesia dari
masa ke masa
Rangkuman
1. Ilmu
sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang
yang terbatas. Sifat ini berbeda
dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau
berkelanjutan.
2. Ilmu
sejarah itu diakronis, artinya topik yang
dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa
yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari
masa dulu, sekarang, dan masa depan.
3. Berhubung
dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik
mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam
diakroni terdapat peristiwa dan waktu
yang terususun secara berurutan.
4. Berhubung
dengan konsep memanjang dalam waktu dalam
ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam
diakroni terdapat peristiwa dan waktu
yang terususun secara berurutan
5. Jika dikaitkan
dengan sejarah, sesuatu
yang dapat melintas,
melalui, atau melampaui
waktu tersebut
adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah
merupakan kumpulan peristiwa. Setiap
peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi. Oleh karena karena itu, para sejarawan
dalam menyusun setiap periode sejarah
dilakukan secara berurutan
berdasarkan peristiwa dan
waktu di dalamnya.
6. Kesimpulannya diakronik sangat mementingkan perjalanan waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar