Total Tayangan Halaman

Rabu, 04 Januari 2023

Bahan Ajar - Materi Konsep Berpikir Sejarah - Fase E

 


BAHAN AJAR

 

Secara etimologi, diakronik berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti melintas atau melewati dan khronos yang berarti perjalanan waktu. Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang, dan masa depan. Hal ini karena peristiwa-peristiwa yang dialami manusia itu tidak statis, melainkan dinamis; terus berkembang, berubah, berkesinambungan, dan bahkan mengalami pengulangan. Sifat dinamis peristiwa itu berakar pada kenyataan bahwa manusia sebagai pelaku dan penggerak sejarah juga pada hakikatnya dinamis. Sifat dinamis manusia menentukan sifat dinamis peristiwa-peristiwa sejarah.

Karena sifatnya yang dinamis itu, kita dapat mengatakan peristiwa masa dulu disebabkan oleh peristiwa yang mendahuluinya, peristiwa masa sekarang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi pada masa lalu, dan peristiwa masa depan disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sekarang. Ada kesatuan yang integral antara masa yang terjadi di masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, yaitu melalui hubungan sebab-akibat (kausalitas) dan saling mempengaruhi. Jadi, model diakronik merupakan model dinamis, artinya memandang peristiwa dalam sebuah trasnformasi atau gerak sepanjang waktu.

Ciri-ciri dari cara berpikir Diakronik adalah:

1.    Penjelasan bersifat vertikal dan runut

2.      Menekankan proses durasi

3.      Cakupan kajian atau pembahasan lebih luas

4.      Mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang lain

5.      Terdapat konsep perbandingan

Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang lingkup yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.

Sinkronik bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang terbatas. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani yaitu "Syn" artinya dengan dan "Khronos" yang berati waktu atau masa. Sinkronik adalah menyempit dalam wkatu dan melebar dalam ruang. Sedangkan sinkronik dapat dikatakan cara berpikir yang luas akan tetapi terbatas dengan waktu. Sinkronik melebarkan analisisnya atas suatu kejadian pada suatu masa tertentu dengan menggunakan titik tetap yaitu waktu.

Ciri-ciri dari cara berpikir sinkronik adalah:
1. Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3. Bersifat horizontal.
4. Tidak memiliki konsep perbandingan.
5. Jangkauan kajian lebih sempit.

 
 Awan cendawan akibat ledakan bom atom di kota Hiros
hima (kiri) pada tanggal 6 Agustua dan Nagasaki (kanan), Jepang, tahun 1945.


Kedua peristiwa itu menyebabkan Jepang menyerah kepada Sekutu, dan Indonesia memanfaatkan situasi ini untuk memproklamasikan kemeredekaannya. Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakronik terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara berurutan. Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari bahasa Yunani chronos yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau melampaui waktu tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi.

Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya. Contohnya.

·           Masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk berlangsung antara tahun 1350-1389

·           Perang Diponegoro (Perang Jawa) berlangsung antara tahun 1825 - 1945

·           Penjajahan Jepang di Indonesia antara tahun 1942-1945

·           Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942.

Periode-periode tersebut sengaja diberi penanda waktu untuk menunjukkan sifatnya yang diakronik, yaitu lebih mengutamakan dimensi waktu. Masih berhubungan dengan pembatasan waktu, sejarah mengenal istilah periodisasi, yakni mengklarifikasi peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu. Pembabakan waktu ini berguna untuk memudahkan memahami suatu peristiwa sejarah.

Sebelum menyusun periodisasi, para sejarawan akan membuat klarifikasi peristiwa yang akan menjadi kajiannya, dan membuat kesimpulan-kesimpulan pada setiap periode. Periode dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan saling berhubungan dalam berbagai aspek.

Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan memudahkan kita memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis. Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait dengan:

·           Perkembangan manusia dari waktu ke waktu

·           Kesinambungan antar periode

·           Kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang

·           Perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periode berikutnya

Contoh lainnya adalah periodisasi sejarah Indonesia:

Ø  Masa praaksara

Ø  Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha

Ø  Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam

Ø  Masa kekuasaan colonial Barat

Ø  Masa pendudukan Jepang

Ø  Masa Revolusi

Ø  Masa Orde Lama

Ø  Masa Orde Baru

Ø  Masa Reformasi


Cara berfikir diakronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada waktu yang tertentu.

Contoh diakronik, diilusrasikan dengan bagan:

400              1500                  1602                  1816                1942                  1945                  sekarang

 








 Keterangan:

·           Gambar berart i terus berjalan sepanjang waktu namun dalam tema yang sama yaitu tentang sejarah Indonesia dari masa ke masa

 

 

Rangkuman

1.    Ilmu sejarah memiliki sifat yang diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas. Sifat ini berbeda dengan ilmu-ilmu sosial yang lebih bersifat sinkronik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sejarah mengenal proses kontinuitas atau berkelanjutan.

2.    Ilmu sejarah itu diakronis, artinya topik yang dibahas di dalamnya adalah peristiwa-peristiwa yang melintasi perjalanan waktu, yaitu dari masa dulu, sekarang, dan masa depan.

3.    Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara berurutan.

4.    Berhubung dengan konsep memanjang dalam waktu dalam ruang yang terbatas, maka di dalam diakronik mengandung konsep periodisasi (berdasarkan urutan peristiwa) dan kronologis (berdasarkan urutan waktu). Jadi di dalam diakroni terdapat peristiwa dan waktu yang terususun secara berurutan

5.    Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang dapat melintas, melalui, atau melampaui waktu  tersebut adalah peristiwa atau kejadian. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa sejarah merupakan kumpulan peristiwa. Setiap peristiwa yang terjadi tersebut dibatasi. Oleh karena karena itu, para sejarawan dalam menyusun setiap periode sejarah dilakukan secara berurutan berdasarkan peristiwa dan waktu di dalamnya.

6.    Kesimpulannya diakronik sangat mementingkan perjalanan waktu


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar