KELAS XII
SEMESTER GANJIL
PERISTIWA SEKITAR
PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA
A. UPAYA
PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret
1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada
mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi
situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua
muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal
22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli
1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua
panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan
Indonesia merdeka
b. Pembukaan
UUD
c. Batang
Tubuh UUD
PPKI
Setelah BPUPKI selesai
melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI (
Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang
dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah
diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata
badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9
Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang
bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman
dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalat-Vietnam untuk menerima kemerdekaan
dari pemerintah Jepang.
B. PROSES PERUMUSAN
NASKAH PROKLAMASI
Berita penyerahan
Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan
pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu
dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi
Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas
Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya
mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah
proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung
Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata
tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah
proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI
BAGI BANGSA INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus
1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota
Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang
lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa
perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia
bebas dari belenggu penjajah.
D. PEMBENTUKAN BADAN
KELENGKAPAN NEGARA
Pada tanggal 18 Agustus
1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan
pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan
Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus
1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri
yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah
Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan
Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR )
pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena
datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah
memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober
1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat (
TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI
). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional
Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.
B. KONFLIK
INDONESIA-BELANDA TAHUN 1945-1949
PETA WILAYAH PENDUDUKAN BELANDA
Setelah Indonesia
merdeka tidak berarti Indonesia bebas dari segala bentuk penguasaan asing tapi
masih berhadapan dengan Belanda yang ingin mencoba kembali menananmkan
kekuasaannya. Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali
berkuasa seperti, membonceng pada pasukan sekutu dan pembentukan Negara-negara
boneka. Pembentukan Negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan
pemerintah Indonesia atau mempersempit wilayah kekuasaan RI. Setiap ada
perjanjian selalu diingkari oleh Belanda. Belanda hanya mengakui wilayah RI
meliputi Jawa dan Sumatera yang di dalamnya berdiri Negara-negara boneka
bikinan Belanda.
PERBEDAAN IDIOLOGI DAN
STRATEGI DALAM MENGHADAPI BELANDA
Pada tanggal 1 Nopember
1945 pemerintah mengeluarkan maklumat Politik dengan tujuan agar kedaulatan RI
diakui dan agar di Indonesia terbentuk dan berkembang partai Politik.Namun
kemauan itu diselewengkan dengan terjadinya pergeseran bentuk pemerintah dari
bentuk Kabinet Presidensial ke Kabinet parlementer.Sutan Syahrir terpilih
sebagai Perdana Menterinya. Pemerintah Sutan Syahrir berkeinginan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi bukan dengan
kekuatan senjata. Hal inilah yang menimbulkan pro kontra terhadap strategi
menghadapi Belanda. Konflik ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk melancarkan
Agresi militernya.
WILAYAH PENDUDUKAN
BELANDA DAN PUSAT-PUSAT KONFLIK
INDONESIA-BELANDA DI BERBAGAI DAERAH
Pada tanggal 15
September 1945 sekutu masuk ke Indonesia dan membonceng NICA ( Belanda ) yang
bertujuan untuk menjajah kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi pertempuran
Ambarawa, Bandung Lautan Api, Pertempuran di Sulaswesi Selatan, Peristiwa Merah
Putih di Minahasa, Pertempuran Medan Area, 5 Hari di semarang, Puputan
Margarana, dsb.
Untuk menghentikan
tembak menembak antara RI-Belanda maka mulai 10 Nopember 1946 diadakan
perundingan Linggajati (ditanda tangani 25 Maret 1947) yang isinya :
1. Belanda mengakui
secara defakto wilayah RI atas Jawa, Sumatera dan Madura
2. RI-Belanda akan
membentuk NIS dengan nama RIS
3. RI-Belanda akan
membentuk Uni Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4. Belanda harus
meninggalkan wilayah RI selambat-lambatnya 1 Januari 1949.
Ternyata Belanda
menghianati isi perjanjian tersebut dan melakukan Agresi Militer I tanggal 21
Juni 1947 sehingga mendapat reaksi PBB. Penghentian tembak menembak dilakukan
tanggal 1 Agustus 1947 dan DK PBB membentuk KTN yang anggota-anggotanya :
1. Australia ( Wakil
Indonesia ) : Richard Kirby
2. Belgia ( Wakil
Belanda ) : Paul Van Zeeland
3. USA ( Penengah ) :
Dr. Frank Graham
Anggota KTN tersebut
membantu pihak RI-Belanda untuk mengadakan perundingan di atas geladak Kapal
Amerika USS RENVILLE ( 8 Desember 1947 ) dan ditandatangani tanggal 17 Januari
1948 yang isinya :
1. Belanda mengakui
wilayah RI yang sedang diduduki ( Yogyakarta )
2. TNI harus hijrah ke
daerah RI
3. RI merupakan bagian
dari RIS
4. Dalam jangka waktu ±
6 bulan sampai 1 tahun akan diadakan pemilu untuk membentuk dewan konstitusi
RIS.
Namun tidak semua
masyarakat Indonesia menyetujui isi perjanjian tersebut, seperti SM
Kartosuwiryo yang mendirikan DI / TII, Pemberontakan PKI Madiun ( Muso ) 1948.
Belanda bertekad untuk menghapus RI dan menghancurkan kekuatan TNI. Untuk iti
Belanda melakukan Agresi militer II tanggal 19 desember 1948. Belanda menyerbu
Yogyakarta dan menawan presiden dan wapres serta pemimpin politik lainnya.
Sebelum itu presiden sempat mengirimkan kawat pada Syafrudin Prawiranegara
untuk membentuk PDRI di Sumatera. Apabila tidak sanggup maka diserahkan pada
Sudarsono, AA Maramis dan LN Palar untuk membentuk pemerintah pelarian RI di
India.
Pada tanggal 28 Januari
1948 DK PBB memutuskan penghentian operasi militer Belanda dan para pemimpin RI
yang ditawan harus dikembalikan. Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perjanjian
ROOM ROYEN di bawah pengawasan UNCI ( perubahan dari KTN ) dan pada tanggal 7
Mei 1949 terjadi kesepakatan :
a. Pernyataan Delegasi
Indonesia
1. Menghentikan perang
gerilya
2. Bekerjasama
mengembalikan keamanan
b. Pernyataan Delegasi
Belanda
1. Menyetuji
pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
2. Menghentikan operasi
militer serta membebaskan para pemimpin RI dan selekasnya mengadakan KMB
HASIL KMB DAN
KELANJUTAN KONFLIK INDONESIA-BELANDA
KMB dilaksanakan di
DENHAAG ( Negeri Belanda ) pada tanggal 22 Agustus 1949 sd 29 Oktober 1949
dengan hasil keputusan :
a. Belanda menyerahkan
kedaulatan RI kepada RIS
b. Antara RIS dan
Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia- Belanda yang dikepalai oleh ratu
Belanda
c. Tentara Belanda akan
ditarik mundur dan tentara KNIL akan dibubarkan
d. Masalah Irian Barat
akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27
Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada RIS yang
wilayahnya bekas kekuasaan Belanda tanpa Irian Barat. Penyerahan kedaulatan
dilakukan di tiga tempat antara lain :
a. Amsterdam dilakukan
oleh Ratu Belanda kepada PM RIS
b. Yogyakarta dilakukan
oleh Pemerintah RI pada pemerintah RIS
c. Jakarta dilakukan
oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada RIS
Pembentukan Negara RIS
( 16 negara bagian ) berdasarkan isi KMB ternyata tidak disetujui oleh
masyarakat Indonesia dan dengan tegas mereka menuntut dibubarkannya RIS dan
kembali pada Negara Kesatuan RI mengingat Bahasa, bendera maupun hari Nasional
sama dengan RI. Berdasarkan hasrat dan desakan Rakyat Indonesia maka pada
tanggal 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI dan saat itu juga
Konstitusi RIS diganti dengan UUD Sementara RI dan bangsa Indonesia segera
memasuki era baru yaitu Demokrasi Liberal.
C. ANCAMAN
DISINTEGRASI BANGSA
PKI MADIUN 1948
Munculnya PKI merupakan
perpecahan pada tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV (
Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh
HJFM. Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan Desember
diubah menjadi PKI.
Pada tanggal 13
Nopember 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal
18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun. Tujuannya
ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis.
Pemberontakan ini menyebarhampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di
gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke
Rusia.
DI/TII
1. JAWA BARAT
Dipimpin oleh Sekarmaji
Marijan Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian Renville.
Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan
tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai
dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia
dengan nama Darul Islam ( DI )
2. JAWA TENGAH
Dipimpin oleh Amir Fatah
dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas
menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak
anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari
DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN
Dipimpin oleh Abdul
Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS (
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r Komando
Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade
Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang
memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan
tersebut.
4. ACEH
Dipimpin oleh Daud
Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa
diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu
menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini
dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).
5. KALIMANTAN SELATAN
Dipimpin oleh Ibnu
Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok
rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara
serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri
ditembak mati.
APRA ( Angkatan Perang
Ratu Adil )
Pemberontakan ini
dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar
pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara
Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.
ANDI AZIS
Beliau merupakan
komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena
suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara
federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan
pos-pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24
jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
RMS ( Republik Maluku
Selatan )
Pemberontakan ini
dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT (
Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan
memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas
setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto
dan Mayor Abdullah.
PRRI/PERMESTA
Setelah Pemilu I
dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa
daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan
) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan
PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh
D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
G 30 S/PKI
Pada tanggal 30
September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh
DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin
menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah
jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan
:
1. Menginsyafkan
kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI
dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan
terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar