Manado, Kota Seribu Gereja
Manado, sebuah panorama yang sering luput dari kajian. Jika Papua, disebut sebagai surga yang jatuh di Indonesia maka manado, adalah bagian daripadanya. Daerah timur Indonesia memang tidak banyak terjamah oleh liputan media, jikalaupun ada, itu tidak sebanding dengan keaneragaman hewani, dan hutan yang ada disana, begitu juga manado. Pembahasan mengenai gereja di manado sebagai bagian dari kajian tata ruang perkotaan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari Minahasa. Tahun 12 Juni 1831, dua misionaris asal jerman, Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz datang ke Minahasa membawa injil dan mendidik pribumi yang kemudian menjadi cikal bakal penyebaran agama kristen di manado. Jika demikian maka kajian tata ruang kota manado akan selalu merefleksikan secara historis tata ruangnya dengan minahasa.
Aspek khusus yang disorot oleh Ilham adalah tata ruang manado yang sangat toleran termasuk dalam konteks bangunan peribadatan. Masa kolonial yang kemudian berubah, memberikan kebebasan dan kemandirian penuh bagi sekte atau aliran di dalam kristen untuk mengorganisasikan aktifitasnya. Perubahan ini otomatis meniadakan otoritas kepercayaan kepada satu aliran saja dalam kristen. Protestan juga turut mendapatkan efek dari hal ini. Protestan diberikan kebebasan ruang pula untuk mengorganisasikan aktifitasnya. Meskipun sebelum 1920an, para zendeling tidak menaruh minat khusus bagi pendirian (lembaga) gereja karena mereka fokus bagi pembinaan penganut kristen yang telah bertobat saja sehingga gereja sebagai wadah bagi pemeluk baru kristen belum dilaksanakan. Akan tetapi setelah itu, penganut kristen mulai memikirkan gereja wadah organisasi dan sebagai wadah pemberian firman-firman Tuhan. Ilham mencatat mulai tahun 1930an, kebijakan para zendeling mulai berubah, setelah itu pembangunan gereja-gereja baru mulai berjalan dan kian menyebar. Namun, kedatangan jepang pasca masa kolonial berujung pada penangkapan kaum eropa yang beraktifitas di lingkungan gereja dan berakibat bagi aktifitas gereja yang perlahan mulai ditutup.
Jumlah gereja di manado memang bukan objek yang harus didukung dengan data kuantitatif mengenai jumlahnya yang ribuan. Gereja di manado tidak sampai ribuan, data Kementrian Agama Kota Manado tahun 2004 mencatat hanya terdapat sekitar 437 gereja dengan berbagai denominasinya (kelompok struktur keagamaan dalam agama Kristen). Tetapi jumlah bukan soal utama karena bagaimanapun juga, tata ruang yang mengadopsi dimensi (atau memang secara kebetulan) agama merupakan daya tarik. Bangunan yang secara fungsional adalah wadah pelaksanaan ajaran keagamaan (baca: semua agama) memberikan pemahaman baru akan wujud pengaruh agama bagi tata ruang kota manado khususnya dari agama kristen. Adanya dominasi bangunan gereja dalam tata ruang kota manado bagi Ilham memperkuat identitas lokal kota manado sebagai “kota kristen.” Identitas ini menjalar tidak hanya pada identitas kota, tapi juga melekat kuat pada identitas masyarakatnya sendiri. Uniknya, label ini tidak pernah secara signifikan mengganggu penganut agama lain. Islam, khonghucu dan Hindu adalah contoh agama yang dapat dengan leluasa menjalankan keyakinannya ditengah dominasi tersebut. Terbukti, jumlah masjid tahun 2004 di kota manado berjumlah 145 dan Budaya “Pasiar Toapekong” yang dirayakan berkenaan dengan tahun baru China juga berjalan tanpa ada kendala. Menurut Manneke Budiman yang mengomentari buku ini melalui pengantarnya, menyatakan bahwa tafsiran toleransi keagamaan dan kenyamanan berbagai penganut agama yang datang setelah kristen tidak menunjukkan pengaruh kristen sebagai agama. Agama kristen bukan faktor utama kuatnya toleransi dari kota manado bagi perkembangan berbagai macam keyakinan, tapi karena faktor lain yang membentuk watak masyarakatnya toleran. Manneke melihat ini sebagai bawaan watak yang sejak dulu memang sudah diwariskan secara turun temurun. Proses masuknya kristen di Kota Manado kurang lebih mengalami perlakuan yang sama dari pribumi yakni__”miskin konflik”, sama seperti yang dialami oleh Islam, Khonghucu, dan Hindu yang masuk sesudah kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar